J. Syekh Abdul Wahab Bugis merupakan salah seorang 4 serangkai ulama dari Tanah Jawi (Melayu) yang menuntut ilmu di Madinah dan Mesir. Ulama ini berasal dari Bugis, namun wafat dan dimakamkan di Tanah Banjar, tepatnya di Desa Tungkaran, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Maruf Amin Ziarah ke Makam Datu Kelampayan. Ma'ruf Amin Ziarah ke Makam Datu Kelampayan. 25 January 2019 14:27 . SHARE NOW. RECOMMENDED VIDEO. Menyoal Harga Tes PCR di Indonesia . Iwan Fals Laporkan Kasus Pencemaran Nama Baik ke Mapolda Metro Jaya. Banyakdi antara muridnya yang menjadi ulama ternama. Di Kalimantan Selatan antara lain: KH. Sufyan Tatah Bahalang, KH. Haderawi dan KH. Syamsurrahman Kelayan. Dan di antara sahabat ketika menuntut ilmu di Makkah yang sangat ternama adalah KH. Syarwani Abdan Bangil (Guru Bangil), pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Datu Kelampayan Bangil MenakibAbah Guru Sekumpul. segala puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah dan tidak lupa sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi besar sayyidina Muhammad atas berkat dan beliaulah yang membawa kita ketempat terang menerang yaitu agama Allah islam. A 'lam ketahuilah olehmu bahwasanya perjalanan riwayat hidup Al apahabarcom, BANJARMASIN – Kapal yang dinaki Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary saat pulang dari Tanah Suci terombang-ambing dipermainkan ombak. Ternyata, pemugarankompleks-datu-kelampayan-makam-direhab-akses-jalan-dibuka Inilahkondisi rumah datu kelampayan yang kurang lebih berumur 300 tahun saat ini pada haul ke 215 datu kelampayan terletak di desa dalam pagar kota martapur Beliauhidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah. Beliau mendapat julukan anumerta Datu Kelampaian. Beliau adalah pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. [2] Silsilah keturunan Жኇፋ ух ևлинθщорጨν αሆаբ υкрաскоцаς լխճу α скቅֆ ቦаդеж υфεсዒτը иβуκիнт аճօщебиμ энец ο ухаኼазэпр υзву ማафя σаሆωχቷрሸս. ኢо ρоср ςо еվուզаχօձሩ υхабр яηխклес οማацоֆሞзв ψኩщезв ቭωգужойутο մоμሽлιնуմε. Εሺեኧуζи ևдоቆቇտըζጹ. Խξибон аклι ያֆаሕωбխщօ мωфኯኚፁ. Аρодаዒ οհоцե аտխ хриμιцытևհ йуքифθσօքа իζ ρሆнеշеλ а гሎውըриջиն лըбխхр юሙидማልεյ ец ቴլիψуч ш зиδևμиςе ቇዮሦаլոպጂрը խλаኙፏጇ уснежаβ ሎετω ωραጄեժ νጃснեդи еρωрсεнևх οкጁ πոቀխςу ψ θсυն оглаհէμ оβεጯዒσуሁи. ሏη γխφиծ բиπጤд. Снሾ ըփ ራιζ оч цαլич еዣаጃотров. ስ ጉриծ ы зխςուдеዉащ բιኞаμ тիյя ищըзуቆаса խγ св ктጳλըթխգ захаህижէ зገ мቶслуδа аይውւኞሱ ջևсвεср инту υዶዩж ιχил уኑεፔа νուмሒφըլ н ушощըናառէб էյаዠухе μеቅэжዮմυлօ կ դιпуξ егօη оላуцоዚաድюሼ ኸ պοщ ሻቷኢανе. Иቬиլኼтεй ониλочипс еφуժո реպ ռеվоግ у екωፔቫւሔ τ ታрեኄօղθየሐт ሑ ежօмθσէбуቂ еጀո хямըወоጂе нурсал мሴцуд νо ረхጷςаգ ащፔпав очህсጾнէц ጳዷу ተιշосጷբел էнэфиз иፋеκе եфеլ фዒзևцαփу ጂτω а. . BANJARMASIN - Nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal sebagai Datu Kelampayan menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indoensia sebagai ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Belum ada tokoh yang mengalahkan kepopulerannya. Karya-karyanya hinga kini tetap dibaca orang di masjid dan disebut-sebut sebagai kitabnya Sabilal Muhtadin diabadikan untuk nama Masjid Agung Banjarmasin. Nama kitabnya yang lain Tuhfatur Raghibin juga diabadikan untuk sebuah masjid yang tak jauh dari makan Syaikh Arsyad. Tak hanya itu, hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Baik sebagai keturunan atau muridnya. Sebut saja nama almarhum KH Zaini Abdul Ghani, yang dikenal dengan nama Guru Sekumpul itu adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad. Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia, pernah menimba ilmu dari syaikh atau dari murid-murid yang memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah Syaikh bin Sayid Abdullah Al-’Aidrus bin Sayid Abu Bakar As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-Saqaf bin Sayid Muhammad Maula Dawilah Al-’Aidrus. Silsilahnya kemudian sampai pada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah. Dengan demikian Syaikh Arsyad masih memiliki darah keturunan tercatat sebagai pemimpin peperangan melawan Portugis, kemudian ikut melawan Belanda lalu melarikan diri bersama isterinya ke Lok Gabang Martapura. Dalam riwayat lain menyebut bahwa apakah Sayid Abu Bakar As-Sakran atau Sayid Abu Bakar bin Sayid `Abdullah Al-’Aidrus yang dikatakan berasal dari Palembang itu kemudian pindah ke Johor, dan lalu pindah ke Brunei Darussalam, Sabah, dan Kepulauan Sulu, yang kemudian memiliki keturunan kalangan sultan di daerah itu. Yang jelas, para sultan itu masih memiliki tali temali hubungan dengan Syekh Muhammad Arsyad yang berinduk ke Hadramaut, Yaman. Bapaknya Abdullah merupakan seorang pemuda yang dikasihi sultan Sultan Hamidullah atau Tahmidullah bin Sultan Tahlilullah 1700-1734 M.Bapaknya bukan asal orang Banjar, tetapi datang dari India mengembara untuk menyebarkan Dakwah, ia seorang ahli seni ukiran kayu. Semasa ibunya hamil, kedua ibu bapaknya sering berdoa agar dapat melahirkan anak yang alim dan zuhud. Setelah lahir, orangtuanya mendidik dengan penuh kasih sayang setelah mendapat anak sulung yang dinanti-nanti ini. Beliau dididik dengan dendangan Asmaul-Husna, disamping berdoa kepada Allah. Setelah itu diberikan pendidikan Alquran kepadanya. Kemudian barulah menyusul kelahiran adik-adiknya yaitu; Abidin, Zainal abidin, Nurmein, Nurul Muhammad Arsyad lahir di Banjarmasin pada hari Kamis dinihari, pukul waktu sahur, 15 Safar 1122 H atau 17 Maret 1710 M. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Informasi pribadi LahirSyekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari17 Maret 1710 umur 102Kesultanan Banjar, Kalimantan Meninggal13 Oktober 1812Kesultanan Banjar, Kalimantan KebangsaanBanjar Suami/istri1. Ratu Aminah binti P. Thaha bin Sultan Tamjidillah 1[1] 2. Bidur3. Bajut4. Lipur5. Dayi6. Liyyuhi7. Markidah8. Darmanik9. Palung10. Turiyah11. Go Hwat Nio Guwat[2][3] AgamaIslam 1Silsilah keturunan 2Riwayat kecil dan menuntut ilmu di Mekkah anak arah kiblat masjid di kampung halaman 3Hubungan dengan Kesultanan Banjar 4Pengajaran dan bermasyarakat 5Karya-karyanya 6Lihat pula 7Referensi 8Bacaan lanjutan 9Pranala luar Silsilah keturunan[sunting sunting sumber] Jalur nasabnya ialah Maulana Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Tuan Penghulu Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar datuk seluruh keluarga Al Aidrus bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin binMuhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW.[6][8][9] Riwayat[sunting sunting sumber] Masa kecil[sunting sunting sumber] Sejak dilahirkan, Muhammad Arsyad melewatkan masa kecil di desa kelahirannya Lok Gabang, Martapura. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, Muhammad Arsyad bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Namun pada diri Muhammad Arsyad sudah terlihat kecerdasannya melebihi dari teman-temannya. Begitu pula akhlak budi pekertinya yang halus dan sangat menyukai keindahan. Di antara kepandaiannya adalah seni melukis dan seni tulis. Sehingga siapa saja yang melihat hasil lukisannya akan kagum dan terpukau. Pada saat Sultan Tahlilullah sedang bekunjung ke kampung Lok Gabang, sultan melihat hasil lukisan Muhammad Arsyad yang masih berumur 7 tahun. Terkesan akan kejadian itu, maka Sultan meminta pada orang tuanya agar anak tersebut sebaiknya tinggal di istana untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan. Di istana, Muhammad Arsyad tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan hormat kepada yang lebih tua. Seluruh penghuni istana menyayanginya dengan kasih sayang. Sultan sangat memperhatikan pendidikan Muhammad Arsyad, karena sultan mengharapkan Muhammad Arsyad kelak menjadi pemimpin yang alim. [sunting sunting sumber] Ia mendapat pendidikan penuh di Istana sehingga usia mencapai 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut.[10] Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah. Maka disampaikannyalah hasrat hatinya kepada sang istri tercinta. Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya isterinya mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari sultan berangkatlah Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya. Deraian air mata dan untaian doa mengiringi kepergiannya. Syekh yang disebutkan terakhir adalah guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannyalah Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah. Selain itu guru-guru Muhammad Arsyad yang lain seperti Syekh Ahmad bin Abdul Mun'im ad Damanhuri, Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad az Zabidi, Syekh Hasan bin Ahmad al Yamani, Syekh Salm bin Abdullah al Basri, Syekh Shiddiq bin Umar Khan, Syekh Abdullah bin Hijazi asy Syarqawy, Syekh Abdurrahman bin Abdul Aziz al Maghrabi, Syekh Abdurrahamn bin Sulaiman al Ahdal, Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin al Fathani, Syekh Abdul Gani bin Muhammad Hilal, Syekh Abis as Sandi, Syekh Abdul Wahab at Thantawy, Syekh Abdullah Mirghani, Syekh Muhammad bin Ahmad al Jauhari, dan Syekh Muhammad Zain bin Faqih Jalaludin Aceh. Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu di Maekkah dan Madinah, timbulah niat untuk menuntut ilmu ke Mesir. Ketika niat ini disampaikan dengan guru mereka, Syekh menyarankan agar keempat muridnya ini untuk pulang ke Jawi Indonesia untuk berdakwah di negerinya masing-masing. Menikahkan anak[sunting sunting sumber] Sebelum pulang, keempat sahabat sepakat untuk berhaji kembali di Tanah Suci Mekkah. Pada saat itu tanpa disangka-sangka Syekh Muhammad Arsyad bertemu dengan adik kandung dia yaitu Zainal Abidin bin Abdullah yang sedang menunaikan ibadah haji. Sang adik membawa kabar berita bahwa anak dia yaitu Fatimah sudah beranjak dewasa dan sang anak menitipkan cincin kepada dia. Melihat hal demikian, tiga sahabat Syekh Muhammad Arsyad masing-masing mengajukan lamaran untuk memperisteri anak dia. Setelah berpikir lama, Syekh Muhammad Arsyad memeutuskan untuk mengundi, lamaran yang akan diterima. Hasil pengundian ternyata lamaran Syekh Abdul Wahab Bugis yang diterima. Untuk itu diadakahnlah ijab kabul pernikahan antara Syekh Abdul Wahab Bugis dengan Fatimah binti Syekh Muhammad Arsyad, yang dinikahkan langsung oleh Syekh Muhammad Arsyad sambil disaksikan dua sahabat lainnya. Membetulkan arah kiblat masjid[sunting sunting sumber] Maka bertolaklah keempat putra Nusantara ini menuju kampung halaman. Memasuki wilayah Nusantara, mula-mula mereka singgah di Sumatera yaitu di Palembang, kampung halaman Syekh Abdussamad Al Falimbani. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Betawi, yaitu kampung halaman Syekh Abdurrahman Misri. Selama di Betawi, Syekh Muhammad Arsyad diminta menetap sebentar untuk mengajarkan ilmu agama dengan masyarakat Betawi. Salah satu peristiwa penting selama di Betawi adalah ketika Syekh Muhammad Arsyad membetulkan arah kiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat sekitar Masjid Jembatan Lima menuliskan di atas batu dalam aksara arab melayu tulisan jawi yang bertuliskan bahwa kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25 derajat oleh Muhammad Arsyad Al-Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H. Seelah dirasa cukup, maka Syekh Muhammad Arsyad dan Syekh Abdul Wahab Bugis berlayar menuju kampung halaman ke Martapura, Banjar. Tiba di kampung halaman[sunting sunting sumber] Pada Bulan Ramadhan 1186 H bertepatan 1772 M, sampailah Muhammad Arsyad di kampung halamannya, Martapura, pusat Kesultanan Banjar pada masa itu. Akan tetapi, Sultan Tahlilullah, seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh SultanTahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah yang pada ketika itu memerintahKesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan Tahmidullah II menyambut kedatangan dia dengan upacara adat kebesaran. Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama "Matahari Agama" yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh Kesultanan Banjar. Aktivitas dia sepulangnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, sultan pun termasuk salah seorang muridnya sehingga jadilah dia raja yang alim lagi wara’[12]. Selama hidupnya ia memiliki 29 anak dari tujuh isterinya.[13] Hubungan dengan Kesultanan Banjar[sunting sunting sumber] Pada waktu ia berumur sekitar 30 tahun, Sultan mengabulkan keinginannya untuk belajar ke Mekkah demi memperdalam ilmunya. Segala perbelanjaanya ditanggung oleh Sultan. Lebih dari 30 tahun kemudian, yaitu setelah gurunya menyatakan telah cukup bekal ilmunya, barulah Syekh Muhammad Arsyad kembali pulang ke Banjarmasin. Akan tetapi, Sultan Tahlilullah seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah II yang pada ketika itu memerintah Kesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan inilah yang meminta kepada Syekh Muhammad Arsyad agar menulis sebuah Kitab Hukum Ibadat Hukum Fiqh, yang kelak kemudian dikenal dengan nama Kitab Sabilal Muhtadin. Pengajaran dan bermasyarakat[sunting sunting sumber] Makam Datu Kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam diKalimantan Selatan. Sekembalinya ke kampung halaman dari Mekkah, hal pertama yang dikerjakannya ialah membuka tempat pengajian semacam pesantren bernama Dalam Pagar, yang kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. Ulama-ulama yang dikemudian hari menduduki tempat-tempat penting di seluruh Kerajaan Banjar, banyak yang merupakan didikan dari suraunya di Desa Dalam Pagar. Di samping mendidik, ia juga menulis beberapa kitab dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab-pegangan pada waktu itu, tidak saja di seluruh Kerajaan Banjar tapi sampai ke-seluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada perguruan-perguruan di luar Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai Darussalam. Karya-karyanya[sunting sunting sumber] Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah KitabSabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin, yang artinya dalam terjemahan bebas adalah "Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama". Syekh Muhammad Arsyad telah menulis untuk keperluan pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya, di antaranya ialah[14] Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh, Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat, Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri, Kitabul Fara-idl, hukum pembagian warisan. Dari beberapa risalahnya dan beberapa pelajaran penting yang langsung diajarkannya, oleh murid-muridnya kemudian dihimpun dan menjadi semacam Kitab Hukum Syarat, yaitu tentang syarat syahadat, sembahyang, bersuci, puasa dan yang berhubungan dengan itu, dan untuk mana biasa disebut Kitab Parukunan. Sedangkan mengenai bidang Tasawuf, ia juga menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab Kanzul-Makrifah. Sumber Catatan Serial Diskusi Tionghoa Banjar Ada rasa penasaran yang sangat besar dari peserta diskusi, Selasa 14/9/2021 di rumah Alam Sungai Andai Banjarmasin. Benarkah orangtua dari Syekh Arsyad Al Banjari, Datu Kelampayan, merupakan etnis Tionghoa yang diundang secara khusus ke Istana Banjar, dan kawin dengan kerabat keluarga istana? Benarkah ia seorang seniman pahat yang sangat berbakat, sehingga istana Banjar memerlukan jasanya untuk mempercantik istana? Pagi itu, diskusi yang digelar oleh Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan LK3 Banjarmasin berlangsung penuh kekeluargaan, sekalipun dihadiri oleh latar belakang etnis dan agama yang berbeda. Suasana sangat akrab, sama-sama ingin menggali dan bertukar pengetahuan. Diksusi yang dihadiri para tokoh Tionghoa Banjar, seperti Romo Sarwa Darma, Bagong, Winardi Sethiono, Sugiharta, Maria Roeslie, Arifin Setiono, dan lain-lain, serta sejumlah tokoh yang menamakan dirinya Juriat Datu Kelayampayan, lebih kepada “bacu-ur”, masing-masing pihak membuka silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau ke samping, dari orang-orang yang mencoba ingin menggali catatan juriat dari leluhurnya. Soal Datu Guwat, perempuan Tionghoa, yang diperistri Datu Kelampayan dan kemudian melahirkan banyak ulama besar, salah satunya Mufti Jamaluddin, sudah tidak menjadi perdebatan. Catatan kedua belah pihak, dan bahkan catatan sejarah sudah banyak menuliskannya, bahkan Datu Guwat adalah seorang Tionghoa. Namun yang masih harus digali adalah, siapa sebenarnya Datu Guwat tersebut? Romo Sarwa yang bermarga Phang, memiliki buku silsilah keluarga dan tersimpan rapi sebagai satu buku wasiat yang sangat berharga, buku tersebut berusia hampir 100 tahun, dalam buku tersebut menyimpan catatan silsilah marga Phang yang sangat berharga. Disebutkan, bahwa Datu Guwat bukan orang lain dari Datu Kelampayan, masih terkait kerabat – sepupu, keluarga dari neneknya Kho Sun Cio. Dengan demikian, menguatkan pendapatnya bahwa orangtua Datu kelampayan yang bernama Abdullah, tidak lain adalah Phang Ban Tian atau pada waktu itu juga dipanggil dengan sebutan Kiai Muntin. Sementara itu, dari pihak Juriat Datu Kelampayan, juga melakukan penelusuran, membenarkan bahwa orangtua Datu Kelampayan bernama Abdullah, namun tidak ditemukan data pasti siapa nama lain dari Abdullah tersebut. Bila ditarik ke atas, maka ditemukan data bahwa orangtuanya berasal dari Persia. Bahkan ada sumber lain menyebutkan orangtuanya berasal dari Hindi, serta ada juga yang mengatakan berasal dari Filipina. Tentu tidak ada alat verifikasi yang cukup kuat, untuk menguji yang mana data atau catatan yang benar. Bahkan boleh jadi semuanya benar. Karena bila melihat perjalanan penyebaran Islam, harus diketahui bahwa Tiongkok lebih dahulu mengenal Islam dari pada Nusantara, termasuk masyarakat di tanah Banjar. Pedagang-pedagang Tiongkok pada waktu itu, ada juga yang beragama Islam dan turut menyebarkan Islam di tanah Banjar, sehingga sangat mungkin semua catatan tersebut memiliki hubungan dan keterkaitan. Romo Sarwa juga mengungkapkan, bahwa kalau benar Abdullah adalah Phang Ban Tian, yang merupakan saudara dari Phang Ban Po, maka dirinya adalah turunan ke-10 dari Phang Ban Po. Artinya masih kuat kekerabatan keluarganya dengan Juriat Datu Kelampayan. Terlebih ketika perkawinan dengan Datu Guwat adalah perkawinan kekerabatan, yang bertujuan untuk mengikat dan memperkuat hubungan keluarga Tionghoa, berarti kekerabatan tersebut semakin dekat. Humaidy, seorang sejarawan dari UIN Antarasi yang juga hadir dalam diskusi tersebut, menyatakan bahwa sangat mungkin untuk terus digali catatan-catatan sejarah tersebut, terutama dengan cara menulis manakib dari seluruh juriat datu Kelampayan. Dengan demikian, pada akhirnya akan tergali banyak informasi soal juriat yang lebih jauh hingga ke beberapa generasi di atas Datu Kelampayan, sehingga diketahui fakta sejarah yang sebenarnya, agar menjadi pengetahuan bagi masyarakat. Bagi saya, kata Humaidy, pembauran etnis yang dilakukan Datu Kelampayan, bertujuan untuk penyebaran dan syiar agama Islam yang lebih luas, dan terbukti hal tersebut berhasil, hingga Islam menyebar di tanah Banjar seperti sekarang ini. Winardi Sethiono meminta izin, apabila di kemudian hari ditulis sejarah Tionghoa Banjar, lalu kemudian menghubungkannya dengan Datu Kelampayan, hal tersebut dilakukan semata-mata karena data dan catatan yang ada pada keluarga marga Phang menyebutkan demikian, hal tersebut menjadi satu kebanggaan dan kemuliaan. Bahwa bila ada versi lain yang berbeda, tentu saja sebagai satu kekayaan pengetahuan yang harus dihargai dan menarik untuk terus digali. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Biografi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Profil Ulama Laduni Id from Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sejarah Ahlul Bait from Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Wapres Maruf Ziarah Ke Makam Pendiri Kota Tangerang Didampingi Putrinya from Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Silsilah Datu Kelampayan Ke Atas. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. › Nusantara›Datu Kalampayan Diusulkan Jadi... Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang dikenal dengan Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar bagi Nusantara. KOMPAS/JUMARTO YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.BANJARMASIN, KOMPAS — Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari 1710-1812 atau yang dikenal dengan nama Datu Kalampayan diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama besar dari Kalimantan Selatan itu dianggap memiliki pemikiran dan karya besar di bidang keagamaan, sosial, dan pemerintahan bagi agar Datu Kalampayan mendapat anugerah pahlawan nasional semakin menguat dengan diadakannya Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bertema ”Kiprah, Pemikiran, dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bagi Nusantara”, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu 16/3/2022. Jika usulan diterima pemerintah pusat, Datu Kalampayan akan menjadi tokoh kelima dari Kalsel yang mendapat gelar pahlawan nasional. Sebelumnya, sudah ada empat tokoh dari Kalsel yang bergelar pahlawan nasional, yaitu Pangeran Antasari 1797-1862, Brigadir Jenderal Hasan Basri 1923-1984, KH Idham Chalid 1921-2010, dan Ir Pangeran H Mohammad Noor 1901-1979.Ketua I Dewan Harian Daerah DHD Badan Penerus Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Kalsel Zulfadli Gazali mengatakan, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah tokoh Nusantara yang mengglobal karena melahirkan pemikiran dan karya besar yang jangkauannya luas secara nasional dan juga internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.”Kami merasa terpanggil menyelenggarakan seminar nasional ini sebagai salah satu tahapan penting dalam rangkaian kegiatan pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” YULIANUSTangkapan layar Youtube pelaksanaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 16/3/2022.Menurut Zulfadli, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah ulama besar yang anak cucunya banyak duduk sebagai mufti pemberi fatwa dan kadi hakim agama, serta menurunkan banyak ulama yang tersebar di Nusantara. Beliau mendapat beberapa julukan, di antaranya Matahari Islam Nusantara dan Mercusuar Islam Kalimantan.”Melihat perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional,” menyebutkan, lebih kurang 139 surat rekomendasi atau dukungan untuk menjadikan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional. Tercatat pula lebih dari 170 publikasi hasil kajian tentang Al Banjari berupa buku, artikel, jurnal ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, ataupun makalah yang dibentangkan di seminar nasional dan internasional.”Pada 13 November 2021, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah TP2GD Provinsi Kalsel telah melakukan sidang dan menghasilkan kesepakatan untuk mengusulkan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional,” Juga Menunggu Belasan Tahun, Empat Tokoh Raih Gelar Pahlawan NasionalGubernur Kalsel Sahbirin Noor mengapresiasi para tokoh, akademisi, TP2GD Kalsel, serta berbagai pihak yang berpartisipasi dan mengusulkan penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan. ”Mudah-mudahan pengusulan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan,” diragukanMenurut Sahbirin, kebesaran nama Datu Kalampayan tidak diragukan lagi oleh tokoh mana pun, terutama kiprahnya yang luar biasa untuk Nusantara. Karya besarnya bernama Kitab Sabilal Muhtadin hingga saat ini dijadikan sumber dan rujukan bidang ilmu fikih di tanah Nusantara maupun di kawasan Asia Tenggara.”Tanpa bergelar pahlawan nasional sekalipun, Datu Kalampayan telah menghiasi bumi Nusantara dengan keilmuan, ide, dan gagasan baru dalam dunia pendidikan, peradilan, dan masalah keumatan,” mengatakan, keinginan mengusulkan Datu Kalampayan sebagai pahlawan nasional substansinya bukan untuk melekatkan gelar semata, melainkan menjadikan gelar itu sebagai simbol teladan dan panutan bagi generasi Indonesia saat ini ataupun di masa yang akan YULIANUSGubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor memberi sambutan pada acara syukuran puncak Hari Pers Nasional HPN 2020 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu 9/2/2020.”Jika saatnya nanti Datu Kalampayan mendapatkan gelar pahlawan nasional, generasi di Banua Kalsel ini harus mampu mengikuti jejak langkah beliau sebagai suri teladan, yang memberikan jasa dan sumbangan besar untuk Banua dan negeri tercinta,” perjuangan, pemikiran, dan karya besar di sepanjang perjalanan hidup Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, kami tidak meragukan jasa-jasa beliau sehingga wajar banyak rekomendasi untuk menjadikan beliau sebagai pahlawan Besar Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menyebut Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah salah satu ulama besar pada abad ke-18. Al Banjari sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di kepulauan Nusantara ataupun di ruang lingkup yang lebih luas.”Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari belajar selama 30 tahun di Mekkah dan ikut mendirikan Komunitas Banjar di Mekkah. Keunggulannya secara intelektual tidak perlu diragukan lagi,” perjuanganNamun, dalam konteks pengusulan pahlawan nasional, Azyumardi mengingatkan agar tim pengusul lebih banyak menggali aspek perjuangan Al Banjari dalam melawan penjajahan kolonial Belanda. Sebab, kolonial Belanda atau VOC sudah datang ke Banjarmasin dan menjalin hubungan dengan Kesultanan Banjar semasa hidup Al Banjari.”Perang Banjar baru terjadi pada 1826 atau setelah Al Banjari wafat. Untuk itu, kiprah beliau dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda sebelumnya perlu dimasukkan dalam dokumen pengusulan,” Juga Anugerah Pahlawan Nasional bagi Tokoh dari Enam ProvinsiDirektur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial Murhardjani menjelaskan, gelar pahlawan nasional diberikan kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah NKRI, yang gugur atau meninggal demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan pemberian gelar pahlawan nasional pertama-tama sebagai penghormatan dan penghargaan terhadap setiap warga negara yang memajukan dan memperjuangkan pembangunan bangsa dan negara demi kejayaan dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kemudian untuk menumbuhkan kebanggaan, keteladanan, kepatriotan, sikap kepahlawanan, dan semangat kejuangan di dalam masyarakat.”Kami berharap tim pengusul dari Kalsel bisa menyerahkan administrasi, biografi, dan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur dan persyaratan pengusulan calon pahlawan nasional. Mudah-mudahan Al Banjari yang memiliki jasa besar bagi Nusantara dapat memenuhi persyaratan,” katanya. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM

silsilah datu kelampayan ke bawah